PMRI
Nama : Anis Maghfiroh
Dosen : Lestariningsih, S. Pd. , M. Pd.
STKIP PGRI SIDOARJO
A. Pengertian
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai kebalikan dari (teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan mereka sehari-hari.
B. Sejarah
Realistic mathematics education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan matematika realistik (PMR), yaitu sebuah pendekatan belajar matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Negeri Belanda. 1990) bahwa matematika adalah kegiatan manusia.
C. Karakteristik
1. Menggunakan model-model (matematisasi)
2. Menggunakan produksi dan konstruksi (kontribusi siswa )
3. Menggunakan interaktif
4. Menggunakan keterkaitan (intertwinment)
D. Prinsip
1. Guided Reinvention and Progressive Mathematizing
2. Didactical Phenomenology
3. Self Developed Models
E. Kelebihan
1.Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.
2. Pendidikan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.
3. Pendidikan matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan tidak harus sama antara yang satu dengan orang yang lain.
F. Kelemahan
1.Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah kontekstual, sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR.
2.Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam Pendidikan matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara.
3.Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
4.Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
G. Langkah - langkah
1.Mengkondisikan siswa untuk belajar
2.Mengajukan masalah kontekstual
3.Membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah kontekstual
4.Meminta siswa menyajikan penyelesaian masalah
5.Mengajak siswa membandingkan dan mendiskusikan penyelesaian masalah
6.Mengajak siswa bernegosiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar