Selasa, 19 Juli 2016

Rangkuman Lesson Study


LESSON STUDY
Nama : Anis Maghfiroh
Dosen : Lestariningsih, S. Pd. , M. Pd. 
STKIP PGRI SIDOARJO


A. Pengertian
         Lesson Study yaitu terjemahan dari bahasa Jepang yaitu Jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata yaitu jugyo yang berarti lesson atau pembelajaran dan kenkyu yang berarti study atau pengkajian. Dengan demikian lesson study merupakan pengkajian terhadap pembelajaran.
         Lesson Study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip belajar bersama (mutual leraning) untuk membangun masyarakat belajar (learning community). Dengan demikian, lesson study bukan suatu metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru.

B. Sejarah
        Lesson Study pertama kali dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah Jugyokenkyu. Beliau adalah Makoto Yoshida, orang yang dianggap berjasa besar dalam mengembangkan Jugyokenkyu di Jepang. Lesson Study berkembang di Jepang pada tahun 1993.
       Lesson Study berkembang di Indonesia melalui Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan Indonesia), IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri Yogyakarta), dan IKIP Malang (sekarang bernama Universitas Negeri Malang) bekerjasama dengan Japan Internatonal Cooperation Agency (JICA).

C. Manfaat
Manfaat yang diambil lesson study, diantaranya guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, guru dapat mempublikasikan hasil dari lesson study.


D. Tujuan
Adapun tujuan dari Lesson Study adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang materi pembelajaran, meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang, kualitas rencana pembelajaran, dan kemampuan guru untuk mengobservasi aktivitas belajar.
2. Menguatkan hubungan antara pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.

E. Ciri - ciri
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang.
2. Materi pelajaran yang penting.
3. Studi tentang siswa secara cermat.
4. Observasi pembelajaran secara langsung.

F. Tahap - tahap
1. Tahap perencanaan (plan)
2. Tahap pelaksanaan (do)
3. Tahap refleksi (see)

G. Kelebihan
1. Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.
2.Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang, mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat kelas.
3. Dapat dilaksanakan antar atau lintas kelas.

H. Kelemahan
1. Belum seragamnya pemahaman tentang lesson study, terjadinya deviasi dalam memahami kegiatan lesson study tidak jarang menimbulkan perbedaan pendapat, hal ini menimbulkan tindakan berbeda yang satu membiarkan guru merencanakan sendiri ketika akan implementasi baru melaporkan tindakan kedua dimana dosen secara aktif membimbing calon guru penyaji sampai dalam hal menyiapkan media maupun bahan-bahan pembelajarannya.
2. Perihal kesiapan bekerja sama, muncul saat membuat keputusan siapa yang akan menjadi penyaji pembelajaran yang siap diobservasi. Jarang guru yang mengajukan diri karena masih ada perasaan bahwa sebagai penyaji harus menyiapkan sendiri pembelajaran yang biasa tidak dilakukannya.
3. Koordinasi, secara teoretis keinginan meningkatkan mutu pembelajaran seharusnya ke luar dari niat para guru. Akan tetapi, mengingat kesibukan kegiatan sekolah terkadang niat ini terlupakan. Dengan demikian, kadang saat implementasi observer datang terlambat karena harus mengajar dulu dan banyak alasan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar